Peringkat Indonesia di CyberCrime Naik
Albert Lay dan Raymond Goh, keduanya dari Symantec, memamparkan hasil observasi Symantec tentang ancaman di Internet selama tahun 2009.
JAKARTA, KOMPAS.com - Ada kabar tak mengenakkan datang dari Symantec terkait hasil monitornya tentang aktivitas ancaman di Internet yang dipaparkan di hotel Grand Hyatt, Jakarta kemarin (29/4). Indonesia kini sudah termasuk dalam peringkat Top 10. Begitu tercantum dalam laporan bertajuk Internet Security Threat Report XV perioda Januari – Desember 2009.
Dituturkan oleh Albert Lay (Pre-Sales Consultant, Symantec), pada tahun 2008, negara kita duduk di tangga ke-12 dalam urutan negara di kawasan Asia Pasifik yang memiliki kegiatan jahat (malicious) berdasarkan negara. Namun tahun berikutnya, 2009, peringkatnya melonjak cepat, dan langsung duduk di peringkat 9, di apit oleh Australia di peringkat 8 dan Filipina di peringkat 10.
“Secara total, untuk kawasan APJ (Asia Pasifik, Jepang), Indonesia berkontribusi atas 3% dari total regional kegiatan malicious. Indonesia merupakan pendatang baru dalam ranking Top 10 kegiatan malicious menurut negara,” kata Albert.
Tak cuma di kegiatan dengan niat jahat peringkat Indonesia naik. Di peringkat Top Web-based Attack berdasarkan lokasi pun begitu. Berdasarkan pantauan Symantec sepanjang tahun 2009, Indonesia kini duduk di peringkat 8, atau 3% dari total regional.
Untuk kode bertipe malicious berdasarkan geolokasi pun, ada kenaikan peringkat. Indonesia masuk dalam lokasi nomor 2 jika ditinjau berdasarkan jumlah potensi infeksi virus selama tahun 2009 di wilayah Asia Pasifik. Negara kita adalah lokasi kedua terbesar untuk Sality.AE, virus yang menghapus layanan dan aplikasi-aplikasi sekuriti. Di nomor 1 adalah India, dan nomor 3 ditempati oleh Cina. Namun untuk penyebab yang berasal dari backdoor, worms atau trojan, untungnya negara kita tidak disebut-sebut dalam daftar Top 3 itu. Untuk worms (Downadup dan Almanahe), India adalah jawaranya. Untuk backdoor dan trojans, Cina adalah negara nomor 1.
Indonesia juga terdaftar di peringkat 9 untuk lokasi phishing yang menyasar jasa-jasa finansial, dan urutan ke 8 untuk negara asal spam. Berita baiknya, Indonesia tidak termasuk dalam negara penyerang (spammer) untuk kawasan Asia Pasifik. Untuk urusan serang-menyerang ini, jagoannya adalah berturut-turut AS, Jepang, Cina, dan Korea Selatan.
Albert mengingatkan, bahwa ancaman akan semakin banyak karena titik masuknya pun kini semakin terbuka lebar. Penyebabnya adalah maraknya penggunaan jejaring sosial seperti Facebook, kian banyaknya pengguna broadband Internet, dan kurangnya penegakan hukum di cybercrime.
“Jumlah malware makin banyak karena attack toolkit semakin banyak tersedia. Attack toolkit mempermudah para pemula melakukan pencurian. Apalagi toolkit bisa dibeli secara online maupun didapatkan secara gratis. Lihat saja tahun lalu (2008), Symantec mengeluarkan 1,8 juta signature, tapi tahun 2009 jumlahnya naik menjadi sekitar 2,9 juta,” jelas Raymond Goh (Director, System Engineering, Asia South Region, Symantec).
Albert dan Raymond menegaskan perlunya program kesadaran sekuriti di semua kalangan, khususnya generasi muda, saat mengakses Internet. “Misalnya apa yang perlu dan tidak perlu dimasukkan ke profil ada jejaring sosial seperti Facebook, bagaimana cara akses Web yang aman. Tidak ada kata terlalu muda untuk belajar security awareness. Semakin muda (dimulainya), semakin bagus,” tegas Raymond.
“Cyber criminal menyasar orang dari sisi lemah mereka, jadi (kita) perlu meningkatkan security awareness untuk akses broadband, utamanya anak-anak muda. Mereka harus belajar memproteksi diri sendiri dengan menggunakan antivirus, firewall, dan lain-lain. Kita Juga perlu mengedukasi pengguna baru atau awam tentang cara memproteksi diri sendiri,” kata Raymond. “Cyber criminal akan terus fokus ke pengguna baru dan hal-hal yang simpel, seperti celah di browser.”
Penulis: WIEK | Editor: wiek
Jumat, 30 April 2010 | 10:24 WIB
Wiwiek Juwono
http://tekno.kompas.com/internet
Albert Lay dan Raymond Goh, keduanya dari Symantec, memamparkan hasil observasi Symantec tentang ancaman di Internet selama tahun 2009.
JAKARTA, KOMPAS.com - Ada kabar tak mengenakkan datang dari Symantec terkait hasil monitornya tentang aktivitas ancaman di Internet yang dipaparkan di hotel Grand Hyatt, Jakarta kemarin (29/4). Indonesia kini sudah termasuk dalam peringkat Top 10. Begitu tercantum dalam laporan bertajuk Internet Security Threat Report XV perioda Januari – Desember 2009.
Dituturkan oleh Albert Lay (Pre-Sales Consultant, Symantec), pada tahun 2008, negara kita duduk di tangga ke-12 dalam urutan negara di kawasan Asia Pasifik yang memiliki kegiatan jahat (malicious) berdasarkan negara. Namun tahun berikutnya, 2009, peringkatnya melonjak cepat, dan langsung duduk di peringkat 9, di apit oleh Australia di peringkat 8 dan Filipina di peringkat 10.
“Secara total, untuk kawasan APJ (Asia Pasifik, Jepang), Indonesia berkontribusi atas 3% dari total regional kegiatan malicious. Indonesia merupakan pendatang baru dalam ranking Top 10 kegiatan malicious menurut negara,” kata Albert.
Tak cuma di kegiatan dengan niat jahat peringkat Indonesia naik. Di peringkat Top Web-based Attack berdasarkan lokasi pun begitu. Berdasarkan pantauan Symantec sepanjang tahun 2009, Indonesia kini duduk di peringkat 8, atau 3% dari total regional.
Untuk kode bertipe malicious berdasarkan geolokasi pun, ada kenaikan peringkat. Indonesia masuk dalam lokasi nomor 2 jika ditinjau berdasarkan jumlah potensi infeksi virus selama tahun 2009 di wilayah Asia Pasifik. Negara kita adalah lokasi kedua terbesar untuk Sality.AE, virus yang menghapus layanan dan aplikasi-aplikasi sekuriti. Di nomor 1 adalah India, dan nomor 3 ditempati oleh Cina. Namun untuk penyebab yang berasal dari backdoor, worms atau trojan, untungnya negara kita tidak disebut-sebut dalam daftar Top 3 itu. Untuk worms (Downadup dan Almanahe), India adalah jawaranya. Untuk backdoor dan trojans, Cina adalah negara nomor 1.
Indonesia juga terdaftar di peringkat 9 untuk lokasi phishing yang menyasar jasa-jasa finansial, dan urutan ke 8 untuk negara asal spam. Berita baiknya, Indonesia tidak termasuk dalam negara penyerang (spammer) untuk kawasan Asia Pasifik. Untuk urusan serang-menyerang ini, jagoannya adalah berturut-turut AS, Jepang, Cina, dan Korea Selatan.
Albert mengingatkan, bahwa ancaman akan semakin banyak karena titik masuknya pun kini semakin terbuka lebar. Penyebabnya adalah maraknya penggunaan jejaring sosial seperti Facebook, kian banyaknya pengguna broadband Internet, dan kurangnya penegakan hukum di cybercrime.
“Jumlah malware makin banyak karena attack toolkit semakin banyak tersedia. Attack toolkit mempermudah para pemula melakukan pencurian. Apalagi toolkit bisa dibeli secara online maupun didapatkan secara gratis. Lihat saja tahun lalu (2008), Symantec mengeluarkan 1,8 juta signature, tapi tahun 2009 jumlahnya naik menjadi sekitar 2,9 juta,” jelas Raymond Goh (Director, System Engineering, Asia South Region, Symantec).
Albert dan Raymond menegaskan perlunya program kesadaran sekuriti di semua kalangan, khususnya generasi muda, saat mengakses Internet. “Misalnya apa yang perlu dan tidak perlu dimasukkan ke profil ada jejaring sosial seperti Facebook, bagaimana cara akses Web yang aman. Tidak ada kata terlalu muda untuk belajar security awareness. Semakin muda (dimulainya), semakin bagus,” tegas Raymond.
“Cyber criminal menyasar orang dari sisi lemah mereka, jadi (kita) perlu meningkatkan security awareness untuk akses broadband, utamanya anak-anak muda. Mereka harus belajar memproteksi diri sendiri dengan menggunakan antivirus, firewall, dan lain-lain. Kita Juga perlu mengedukasi pengguna baru atau awam tentang cara memproteksi diri sendiri,” kata Raymond. “Cyber criminal akan terus fokus ke pengguna baru dan hal-hal yang simpel, seperti celah di browser.”
Penulis: WIEK | Editor: wiek
Jumat, 30 April 2010 | 10:24 WIB
Wiwiek Juwono
http://tekno.kompas.com/internet
10/1/2011, 15:01 by Achmad Firwany
» BIO: Spektrum Frekuensi Gelombang Otak Manusia
10/1/2011, 12:39 by Achmad Firwany
» HELIOS: Letusan Bintik Matahari Ancam Bumi
10/1/2011, 11:16 by Achmad Firwany
» IPTEK: Amerika Bangun Megaproyek Matahari Buatan
10/1/2011, 11:07 by Achmad Firwany
» KOSMOS: Bibit Kehidupan Bumi dari Luar Angkasa?
10/1/2011, 11:04 by Achmad Firwany
» KOSMOS: Bayi Lubang Hitam Ini Bisa Melahap Bumi
10/1/2011, 11:01 by Achmad Firwany
» UCAPAN: Selamat Natal & Tahun Baru
28/12/2010, 11:33 by Admin
» KOSMOS: Alam Semesta Berkembang dari Cairan
28/12/2010, 10:43 by Achmad Firwany
» ESAI: Negara Manakah Terkaya di Dunia?
31/8/2010, 22:44 by Admin
» KOSMOS: Astronom Amatir Abadikan Hantaman Benda Asing Terhadap Jupiter
27/8/2010, 01:47 by Achmad Firwany
» KOSMOS: Stephen Hawking: tak Mau Punah, Manusia Harus Mencari Planet Lain
27/8/2010, 01:36 by Achmad Firwany
» WEBINFO: Alamat Internet Situs Alumni FMIPA UI
23/8/2010, 04:47 by Admin
» WEBINFO: E-mail Alumni FMIPA
22/8/2010, 19:44 by TESQSCAPE
» INTRO: TESQSCAPE
22/8/2010, 19:40 by TESQSCAPE
» KOSMOS: Peneliti Yakin Bumi Kiamat Tiap 27 Juta Tahun
18/7/2010, 11:59 by Achmad Firwany
» NUKLIR: PII Rekomendasikan Penerapan Energi Nuklir
15/6/2010, 18:37 by Admin
» KOSMO: Kandungan Air di Bulan Ternyata Lebih Banyak dari Perkiraan
15/6/2010, 18:28 by Admin
» INFO: Lukman Hakim Dilantik Jadi Kepala LIPI
15/6/2010, 18:06 by Admin
» FISIKA: PARTIKEL: Mencari Partikel Antimateri Hingga Antariksa
1/5/2010, 09:22 by Achmad Firwany
» KRIMINAL: Peringkat Indonesia di CyberCrime Naik
1/5/2010, 08:47 by Admin
» METEOR: Ledakan Meteorit Langka dan Acak
1/5/2010, 08:29 by Admin
» NUKLIR: BATAN: Chernobyl Bukan Alasan Tolak PLTN
1/5/2010, 08:18 by Admin
» NUKLIR: BATAN: Indonesia Baru Memiliki PLTN 2018-2020
1/5/2010, 07:30 by Admin
» INFOTEK: Terapkan 42 Mbps, Indonesia Terdepan di Asia
28/4/2010, 06:35 by Admin
» INFOTEK: Indonesia Konsisten Perhatikan Keselamatan Nuklir
28/4/2010, 06:27 by Admin
» INFOTEK: Eropa Bangun Teleskop Terbesar Dunia di Chile
28/4/2010, 06:24 by Admin
» EPILOG: What Did Charles Darwin Say?
20/4/2010, 03:13 by Admin
» ANGGOTA: Alumnus FMIPA
20/4/2010, 00:21 by Admin
» ANGGOTA: Kenalkan...
19/4/2010, 18:05 by Admin
» FISIKA: MATERIAL: Logam Makin Keras dan Lentur
19/4/2010, 17:53 by Achmad Firwany
» INFO: Daftar WebSite Produksi Achmad Firwany | TESQscape
10/4/2010, 11:21 by Admin
» EPILOG: The Physics Philosophy
8/4/2010, 09:38 by Achmad Firwany
» KOSMOS: Semesta Kita Ternyata Hologram Raksasa
22/2/2010, 08:37 by Achmad Firwany
» FORUM: Administrator: Salam Kenal
25/12/2009, 06:23 by Admin
» IPTEK: Biang Gempa-Bumi dan Tsunami
31/10/2009, 02:56 by Achmad Firwany
» ESAI: Orang "Bodoh" VS Orang Pintar
28/10/2009, 04:26 by Achmad Firwany
» INFO ALUMNI: Suharna Suryapranata MENRISTEK
22/10/2009, 11:44 by Admin
» IPTEK: Warna. Properti dan Atribut
15/10/2009, 09:04 by Admin
» LENSA: Nomor Anda Berapa?
15/10/2009, 07:55 by Achmad Firwany
» MIKROTEK: Kenali Kartu Plastik Pengganti Uang Anda
15/10/2009, 07:29 by Achmad Firwany
» INFO ALUMNI: Tubagus Haryono Enjoy Urus Hilir Migas
15/10/2009, 06:47 by Admin
» INFO ALUMNI: Tubagus Haryono Dianugerahkan Tanda Kehormatan SatyaLancana WiraKarya
15/10/2009, 05:08 by Admin
» INFO ALUMNI: Tubagus Haryono Calon Kuat Menteri ESDM?
15/10/2009, 04:53 by Admin
» LENSA: Dibalik Kemerdekaan RI: 17 Agustus 1945
26/9/2009, 18:13 by Achmad Firwany
» INFOTEK: REAL-KILLER CELLULAR FIREGUN: Senjata Api Pembunuh Berbentuk PonSel
26/9/2009, 16:12 by Admin
» INFOTEK: ANTICRIME CELL STUNGUN: Senjata BelaDiri Kejutan-Listrik Tegangan-Tinggi Berbentuk PonSel
26/9/2009, 15:44 by Admin
» KULTUM: FITHR dan FITHRAH. Apa Ma'na Sebenarnya?
26/9/2009, 09:35 by Achmad Firwany
» UCAPAN: Selamat 'Iydul Fithri - Mohon Ma'af Lahir dan Bathin
26/9/2009, 07:50 by Achmad Firwany
» KULTUM: SHILATURRAHIMI: Kenapa? Untuk Apa? Bagaimana?
26/9/2009, 05:55 by Achmad Firwany
» INFO: UI Targetkan Beasiswa Capai Rp 40 Miliar
17/9/2009, 17:48 by Admin