FORKOM ALUMNI FMIPA UI

Silahkan login atau register . . .

Join the forum, it's quick and easy

FORKOM ALUMNI FMIPA UI

Silahkan login atau register . . .

FORKOM ALUMNI FMIPA UI

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Login

Lupa password?

April 2024

MonTueWedThuFriSatSun
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930     

Calendar Calendar

Latest topics

» MATH: Prefiks Metrik Vs Digital
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked10/1/2011, 15:01 by Achmad Firwany

» BIO: Spektrum Frekuensi Gelombang Otak Manusia
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked10/1/2011, 12:39 by Achmad Firwany

» HELIOS: Letusan Bintik Matahari Ancam Bumi
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked10/1/2011, 11:16 by Achmad Firwany

» IPTEK: Amerika Bangun Megaproyek Matahari Buatan
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked10/1/2011, 11:07 by Achmad Firwany

» KOSMOS: Bibit Kehidupan Bumi dari Luar Angkasa?
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked10/1/2011, 11:04 by Achmad Firwany

» KOSMOS: Bayi Lubang Hitam Ini Bisa Melahap Bumi
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked10/1/2011, 11:01 by Achmad Firwany

» UCAPAN: Selamat Natal & Tahun Baru
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked28/12/2010, 11:33 by Admin

» KOSMOS: Alam Semesta Berkembang dari Cairan
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked28/12/2010, 10:43 by Achmad Firwany

» ESAI: Negara Manakah Terkaya di Dunia?
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked31/8/2010, 22:44 by Admin

» KOSMOS: Astronom Amatir Abadikan Hantaman Benda Asing Terhadap Jupiter
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked27/8/2010, 01:47 by Achmad Firwany

» KOSMOS: Stephen Hawking: tak Mau Punah, Manusia Harus Mencari Planet Lain
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked27/8/2010, 01:36 by Achmad Firwany

» WEBINFO: Alamat Internet Situs Alumni FMIPA UI
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked23/8/2010, 04:47 by Admin

» WEBINFO: E-mail Alumni FMIPA
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked22/8/2010, 19:44 by TESQSCAPE

» INTRO: TESQSCAPE
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked22/8/2010, 19:40 by TESQSCAPE

» KOSMOS: Peneliti Yakin Bumi Kiamat Tiap 27 Juta Tahun
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked18/7/2010, 11:59 by Achmad Firwany

» NUKLIR: PII Rekomendasikan Penerapan Energi Nuklir
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked15/6/2010, 18:37 by Admin

» KOSMO: Kandungan Air di Bulan Ternyata Lebih Banyak dari Perkiraan
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked15/6/2010, 18:28 by Admin

» INFO: Lukman Hakim Dilantik Jadi Kepala LIPI
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked15/6/2010, 18:06 by Admin

» FISIKA: PARTIKEL: Mencari Partikel Antimateri Hingga Antariksa
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked1/5/2010, 09:22 by Achmad Firwany

» KRIMINAL: Peringkat Indonesia di CyberCrime Naik
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked1/5/2010, 08:47 by Admin

» METEOR: Ledakan Meteorit Langka dan Acak
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked1/5/2010, 08:29 by Admin

» NUKLIR: BATAN: Chernobyl Bukan Alasan Tolak PLTN
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked1/5/2010, 08:18 by Admin

» NUKLIR: BATAN: Indonesia Baru Memiliki PLTN 2018-2020
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked1/5/2010, 07:30 by Admin

» INFOTEK: Terapkan 42 Mbps, Indonesia Terdepan di Asia
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked28/4/2010, 06:35 by Admin

» INFOTEK: Indonesia Konsisten Perhatikan Keselamatan Nuklir
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked28/4/2010, 06:27 by Admin

» INFOTEK: Eropa Bangun Teleskop Terbesar Dunia di Chile
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked28/4/2010, 06:24 by Admin

» EPILOG: What Did Charles Darwin Say?
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked20/4/2010, 03:13 by Admin

» ANGGOTA: Alumnus FMIPA
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked20/4/2010, 00:21 by Admin

» ANGGOTA: Kenalkan...
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked19/4/2010, 18:05 by Admin

» FISIKA: MATERIAL: Logam Makin Keras dan Lentur
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked19/4/2010, 17:53 by Achmad Firwany

» INFO: Daftar WebSite Produksi Achmad Firwany | TESQscape
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked10/4/2010, 11:21 by Admin

» EPILOG: The Physics Philosophy
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked8/4/2010, 09:38 by Achmad Firwany

» KOSMOS: Semesta Kita Ternyata Hologram Raksasa
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked22/2/2010, 08:37 by Achmad Firwany

» FORUM: Administrator: Salam Kenal
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked25/12/2009, 06:23 by Admin

» IPTEK: Biang Gempa-Bumi dan Tsunami
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked31/10/2009, 02:56 by Achmad Firwany

» ESAI: Orang "Bodoh" VS Orang Pintar
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked28/10/2009, 04:26 by Achmad Firwany

» INFO ALUMNI: Suharna Suryapranata MENRISTEK
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked22/10/2009, 11:44 by Admin

» IPTEK: Warna. Properti dan Atribut
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked15/10/2009, 09:04 by Admin

» LENSA: Nomor Anda Berapa?
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked15/10/2009, 07:55 by Achmad Firwany

» MIKROTEK: Kenali Kartu Plastik Pengganti Uang Anda
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked15/10/2009, 07:29 by Achmad Firwany

» INFO ALUMNI: Tubagus Haryono Enjoy Urus Hilir Migas
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked15/10/2009, 06:47 by Admin

» INFO ALUMNI: Tubagus Haryono Dianugerahkan Tanda Kehormatan SatyaLancana WiraKarya
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked15/10/2009, 05:08 by Admin

» INFO ALUMNI: Tubagus Haryono Calon Kuat Menteri ESDM?
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked15/10/2009, 04:53 by Admin

» LENSA: Dibalik Kemerdekaan RI: 17 Agustus 1945
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked26/9/2009, 18:13 by Achmad Firwany

» INFOTEK: REAL-KILLER CELLULAR FIREGUN: Senjata Api Pembunuh Berbentuk PonSel
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked26/9/2009, 16:12 by Admin

» INFOTEK: ANTICRIME CELL STUNGUN: Senjata BelaDiri Kejutan-Listrik Tegangan-Tinggi Berbentuk PonSel
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked26/9/2009, 15:44 by Admin

» KULTUM: FITHR dan FITHRAH. Apa Ma'na Sebenarnya?
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked26/9/2009, 09:35 by Achmad Firwany

» UCAPAN: Selamat 'Iydul Fithri - Mohon Ma'af Lahir dan Bathin
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked26/9/2009, 07:50 by Achmad Firwany

» KULTUM: SHILATURRAHIMI: Kenapa? Untuk Apa? Bagaimana?
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked26/9/2009, 05:55 by Achmad Firwany

» INFO: UI Targetkan Beasiswa Capai Rp 40 Miliar
LENSA: Nomor Anda Berapa? Icon_category_locked17/9/2009, 17:48 by Admin

Top posters

Admin (97)
LENSA: Nomor Anda Berapa? Bar_leftLENSA: Nomor Anda Berapa? BarLENSA: Nomor Anda Berapa? Bar_right 
Achmad Firwany (78)
LENSA: Nomor Anda Berapa? Bar_leftLENSA: Nomor Anda Berapa? BarLENSA: Nomor Anda Berapa? Bar_right 
yusni (2)
LENSA: Nomor Anda Berapa? Bar_leftLENSA: Nomor Anda Berapa? BarLENSA: Nomor Anda Berapa? Bar_right 
TESQSCAPE (2)
LENSA: Nomor Anda Berapa? Bar_leftLENSA: Nomor Anda Berapa? BarLENSA: Nomor Anda Berapa? Bar_right 
Gu$ (1)
LENSA: Nomor Anda Berapa? Bar_leftLENSA: Nomor Anda Berapa? BarLENSA: Nomor Anda Berapa? Bar_right 

User Yang Sedang Online

Total 8 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 8 Tamu

Tidak ada


[ View the whole list ]


User online terbanyak adalah 31 pada 1/6/2013, 10:34

Statistics

Total 180 kiriman artikel dari user in 81 subjects

Total 53 user terdaftar

User terdaftar terakhir adalah drp63

Visit Counter


SEJAK 01-09-2009

IP

Mailing List FMIPA UI


Untuk yang sudah bergabung



klik ikon diatas ini untuk
melihat pesan e-mail terakhir!



Untuk yang belum bergabung



klik ikon diatas ini untuk
menjadi anggota milis.




Provided By :
Administrator Forum
Alumni FMIPA UI


Berita Terkini UI dan MM

Poll

Internet Banking


    LENSA: Nomor Anda Berapa?

    Achmad Firwany
    Achmad Firwany
    Admin


    Male Total Pesan : 78
    Poin : 6477
    Reputasi : 0
    Sejak : 17.09.09
    Angkatan : 1976 - 1982
    Jurusan : FISIKA
    Spesialisasi : komputer, komunikasi, kontrol
    Profesi : konsultan sibernetika dan telematika | ahli geofisika dan seismologi migas | wirausaha
    Organisasi : HFI | HAGI | IEEE | NYAS
    Interes | Hobi : kosmos
    Moto | Slogan : tiap sesuatu adalah unik
    Komentar : Bravo Alumni FMIPA UI
    Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok

    LENSA: Nomor Anda Berapa? Empty LENSA: Nomor Anda Berapa?

    Post by Achmad Firwany 15/10/2009, 07:40

    NOMOR ANDA BERAPA? [1]

    MENUJU AKHIR ERA DIGITAL YANG TAK MANUSIAWI

    (C) 2002—2009 — Achmad Firwany



    Nomor Anda berapa? Sadarkah anda bahwa tanpa nomor di dunia ini barangkali anda dianggap tak-ada (not-exist)? Dalam dunia modern sekarang ini boleh jadi anda hanya dianggap "ada", bila anda bisa diidentifikasi, bisa dihubungi, bisa berkomunikasi, atau bisa bertransaksi, melalui apa yang kita sebut nomor atau angka (digit). Dengan kata lain, eksistensi, informasi, komunikasi, dan mobilitas anda berarti hanya bila anda punya nomor dan nomor!

    Ini adalah implikasi teknologi digital yang tak manusiawi. Sementara kita sebagai manusia lebih nyaman hidup dengan nama dan kata daripada nomor dan angka yang merupakan umpan robot. Apakah ini bukan merupakan gejala kelvinisme yang berlebihan? Bagaimana baiknya kita mengatasi hal ini?



    NOMOR ANDA

    Pernahkah anda menyadari bahwa diri anda sangat terikat dan bergantung pada nomor? Pernahkan anda merenung dan menghitung berapa banyak dan berapa macam anda punya nomor? Sepuluh? Seratus? Tanpa nomor-nomor berarti sedemikian, bisa dikatakan anda tak bisa berbuat apa-apa. Ini luarbiasa apa gila?! Tapi ini fakta yang mungkin anda lupa.

    Tanggal kelahiran anda, misal, 09-01-60 (9 Januari 1960). Ini merupakan nomor pokok anda yang paling penting dan sangat dibutuhkan untuk memperoleh nomor lain! Pertama dari semua adalah nomor akta kelahiran. Kemudian untuk keperluan pakaian dan dandanan, anda perlu mengingat nomor ukuran pakaian, seperti nomor baju, celana, kutang, topi, sabuk, sepatu, sandal. Jika anda sudah rabun, maka anda memerlukan nomor ukuran kacamata. Nomor terakhir anda miliki mungkin adalah nomor surat keterangan kematian anda.

    Berikut adalah beberapa nomor lain yang sudah, sedang, atau akan anda miliki untuk hidup di negara ini.


    NOMOR DAN NOMOR LAGI

    Untuk keperluan alamat tempat tinggal atau domisili, anda memerlukan: nomor jalan, nomor blok, nomor kavling, nomor rumah, nomor RT, nomor RW, nomor kode pos. Bila anda punya tanah sendiri, ada pula nomor sertifikat tanah. Lain daripada itu ada lagi nomor wajib pajak bumi dan bangunan. Jika anda menggunakan jasa kelistrikan dan air dari pemerintah, maka untuk rumah yang anda diami ada nomor pelanggan PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan nomor pelanggan PAM (Perusahaan Air Minum). Sedangkan untuk bangunan gedung bertingkat seperti gedung pusat perdagangan, pusat perkantoran, hotel, rumah sakit. Selain nomor alamat seperti alamat rumah diatas, ada pula nomor lantai dan nomor ruangan atau nomor kamar.

    Untuk keperluan komunikasi, anda memerlukan nomor radio pager, nomor telepon selular berikut PIN (Personal Identification Number), nomor telepon rumah, nomor telepon kantor, nomor ekstensi telepon, nomor faksimil.

    Untuk hidup dan berjalan dengan legal di negara ini, anda memerlukan nomor KTP (Kartu Tanda Penduduk). Jika anda bekerja sebagai karyawan atau pegawai, maka anda akan memperoleh NIP (Nomor Induk Pegawai) atau NRP (Nomor Registrasi Pegawai). Jika anda kuliah atau sekolah, maka anda akan memperoleh nomor mahasiswa atau nomor siswa. Jika anda lulus pendidikan, anda akan memperoleh nomor ijazah, diploma, atau sertifikat. Jika anda perlu bepergian ke luar negeri, maka anda memerlukan nomor passport. Jika anda bepergian dengan kendaraan penumpang umum atau anda menonton satu pertunjukan, maka anda akan memperoleh nomor tiket dan nomor tempat-duduk (seat). Sudah tentu kalau anda membeli loterai anda akan memperoleh nomor undian.

    Untuk keperluan mobilitas, jika anda ingin mengendarai kendaraan bermotor secara legal, maka anda memerlukan nomor SIM (Surat Izin Mengemudi). Bila anda memiliki kendaraan sendiri, maka anda akan memperoleh nomor polisi kendaran bermotor, dan nomor STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dimana disana tertera pula nomor mesin kendaraan, nomor chasis kendaraan, angka tahun pembuatan, dan angka-angka alamat domisili anda. Jika anda memarkir kendaraan, maka anda akan menerima nomor parkir, dan barangkali anda harus mengingat nomor blok tempat parkir anda dan nomor lantai bila anda parkir di gedung parkir bertingkat.

    Demikian pula jika anda bepergian menggunakan kendaraan penumpang umum, seperti sedan taksi, bis kota, metromini, mikrolet, atau angkot (angkutan kota), maka anda perlu mencari tahu nomor route kendaraan tersebut.

    Untuk urusan keuangan, anda bisa memiliki nomor rekening tabungan bank, nomor rekening koran bank, nomor chek, nomor giro, nomor kartu ATM (Automated Teller Machine; Anjungan Tunai Mandiri), nomor kartu debit, PIN kartu ATM atau kartu debit, nomor kartu kredit bank, PIN kartu kredit, dan nomor asuransi. Bila anda berurusan ke teller di kantor bank, bisa jadi anda memperoleh nomor antrian.

    Jika anda ingin berbisnis secara legal, maka anda akan memerlukan nomor akta pendirian/perubahan perusahaan, nomor TDP (Tanda Daftar Perusahaan), nomor SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), nomor PKP (Pengusaha Kena Pajak), NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Ketika anda membuat surat resmi, anda merasa perlu pula mencantumkan nomor surat.

    Masih ada banyak nomor lain lagi yang berkaitan dengan diri anda, yang bisa membuat artikel ini
    menjadi sebuah daftar panjang. Apakah ini tak keterlaluan? Apakah anda merasa nyaman berurusan dengan ratusan nomor diatas? Apakah anda merasa nyaman diidentifikasi sebagai nomor seperti sebuah robot atau android?


    RANGKAP NOMOR

    Sementara itu, satu orang mungkin punya beberapa telepon, beberapa SIM, beberapa kendaraan dan beberapa STNK, beberapa kartu bank, dan beberapa perangkat bernomor lainnya. Celakanya, sekarang makin banyak orang gila bikin nomor baru! Apakah nomor yang ada kurang banyak? Mau ditaruh dimana itu nomor? Di jidat? Apa nggak pening?

    Akhirnya kita perlu membuat daftar nama dan nomor berkaitan dengan nama tersebut, seperti daftar nomor telepon, daftar alamat, dan lain sebagainya. Lebih gila lagi adalah bila dalam daftar tersebut dianggap perlu pula ditambahkan nomor urut. Apakah penggunaan nomor ini efisien? Manusiawi?

    Kita hanya bisa berharap kepada para orang yang suka bikin nomor, agar kalau bisa jangan lagi bikin jenis nomor baru, karena kita sudah terlampau banyak punya nomor. Bahkan kalau bisa nomor yang ada dikurangi! Apa nggak punya cara lain? Tidak kreativ? Malas berpikir? Bagaimana kalau kita punya banyak anak nggak usah dikasih nama, tapi diberi nomor saja? Misalnya 03-09-01-60, yang berarti anak nomor tiga yang lahir tanggal 9 Januari tahun 1960?

    ...
    Achmad Firwany
    Achmad Firwany
    Admin


    Male Total Pesan : 78
    Poin : 6477
    Reputasi : 0
    Sejak : 17.09.09
    Angkatan : 1976 - 1982
    Jurusan : FISIKA
    Spesialisasi : komputer, komunikasi, kontrol
    Profesi : konsultan sibernetika dan telematika | ahli geofisika dan seismologi migas | wirausaha
    Organisasi : HFI | HAGI | IEEE | NYAS
    Interes | Hobi : kosmos
    Moto | Slogan : tiap sesuatu adalah unik
    Komentar : Bravo Alumni FMIPA UI
    Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok

    LENSA: Nomor Anda Berapa? Empty Re: LENSA: Nomor Anda Berapa?

    Post by Achmad Firwany 15/10/2009, 07:41

    NOMOR ANDA BERAPA? [2]

    MENUJU AKHIR ERA DIGITAL YANG TAK MANUSIAWI

    (C) 2002—2009 — Achmad Firwany



    KELVINISME

    Gejala "numerisasi" ini mungkin bisa saya sebut gejala "over kelvinisme", karena konon, ahli matematika dan fisika Inggris, Sir William Thomson alias Lord Kelvin (1824-1907), pernah berujar: "Our knowledge is satisfactory only . . . when we can express it in terms of numbers" (Pengetahuan kita memuaskan hanya . . . bilamana kita dapat memerikannya dalam batasan angka-angka).

    Kelvin menulis: "When you can not measure what are you speaking about, when you can not express it in terms of numbers, your knowledge is of a meager, imperceptible, and unsatisfactory kind. It may be the begining of knowledge, but you have barely, scarcely, and hardly in your thoughts, advanced to the stage of measurable and expressible information, whatever the matter may be" (Bilamana anda tak dapat mengukur tentang apa yang sedang anda katakan, bilamana anda tak dapat memerikannya dalam batasan angka-angka, pengetahuan anda adalah semacam kekurangan, tak-bisa-dirasakan, dan tak-memuaskan. Itu mungkin awal pengetahuan, tapi anda mempunyai kekosongan, kehampaan, dan kekakuan dalam pikiran-pikiran anda, untuk berlanjut ke tingkat informasi yang bisa-diperikan dan bisa-diukur, apapun saja kemungkinan perihalnya).

    Kita setuju dengan Kelvin, dalam lingkup aplikasi tertentu, dalam batas tertentu, dan konteks tertentu. Seperti dalam matematika dan fisika, mana mungkin tanpa angka-angka. Begitu pula dalam akuntansi keuangan. Kita membutuhkan informasi angka dalam hal seperti: Jam berapa? Berapa banyak? Berapa Rupiah?

    Bahkan dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini, bisa kita katakan: "No data or information can be processed, transmitted-to or retrieved-from any information or communication channels, without first translate it into numeric expressions. A computer, it works that way . . ." (Tak ada data atau informasi dapat diolah, dikirimkan-ke atau diambil-dari jalur-jaur informasi dan komunikasi, tanpa pertama mengubahnya kedalam ekpresi numerik. Komputer, bekerja dengan cara demikian). Tanpa mengubah sesuatu menjadi angka, kita tak mungkin memprogramkan komputer!


    NOMENISME

    Istilah nomenisme saya gunakan sebagai kebalikan dari kelvinisme, yakni berorientasi kepada nama atau kata, bukan kepada nomor atau angka. Cara ini digunakan oleh para ahli biologi di bidang taksonomi untuk menyusun tata penamaan (nomenclature) makhluq hidup. Pola ini juga digunakan di bidang fisika dan kimia dalam penamaan partikel, atom, isotop dan molekul senyawa zat.

    Bukankah kita lebih nyaman menyebut "air murni" (pure water, aqua-pura) daripada H2O? Dan "bensin" (benzene) daripada C6H6? Atau "merah" (red) daripada frekuensi 4,634 ~ 4,284 x 10^14 Hertz atau panjang gelombang 6,470 ~ 7,000 x 10^-7 meter, dan "kecepatan cahaya" (light velocity) daripada 2,997.925 x 10^8 m/s. Surah dalam kitab suci pun diberi nama sebagai pengganti nomor. Dalam Al-Qur`aan, misalnya, orang lebih nyaman menyebut surah "An-Nass" ketimbang surah nomor 114.

    Pada 1980an, ketika komponen elektronik LED (Light Emitting Diode, Dioda Pelepas Cahaya) mencapai puncak aplikasinya dalam bentuk 7-segment LED, dunia industri berlomba mengekpresikan segala sesuatu secara angkani (digital). Begitu pula pada 1990an, ketika komponen elektronik LCD (Liquid Crystal Display, Peraga Kristal Cair) merevolusi industri layar peraga (display screen) dan pengamat video (video monitor), industri seperti kegilaan peraga angkani (digital display) tanpa memikirkan aspek psikologis para pemakainya. Perusahaan otomotiv pun banyak mengganti speedometer (penunjuk kelajuan) kendaraan dari analog ke digital.

    Apa yang terjadi? Ternyata orang lebih suka memakai arloji analog yang menggunakan kombinasi dua jarum penunjuk waktu ketimbang jam digital yang menggunakan LCD, meski harganya lebih murah. Demikian juga, mobil dan sepeda-motor dengan speedometer digital dirasakan tak nyaman. Kenapa? Karena kita manusia secara alami terbiasa dan lebih nyaman dengan visualisasi analog ketimbang digital. Akhirnya perusahaan kendaraan bermotor sekarang mengubah speedometer digital presentasi digital (digital-in digital-out) ke speedometer digital presentasi analog (digital-in analog-out).

    Hal ini menjelaskan kenapa kita ketika di sekolah taman kanak-kanak dan kelas awal sekolah dasar diajar berhitung menggunakan benda, bentuk, dan nama, bukan angka. Namun kenyamanan ini bukan hanya bagi kanak-kanak, karena para teknisi senior elektronik pun ternyata lebih suka menggunakan AVOmeter (Ampere Volt Ohm meter; pengukur arus, tegangan, dan hambatan listrik) dengan peraga analog daripada yang digital, kecuali untuk alasan presisi.

    Kita semua pada dasarnya tentu merasa lebih nyaman bila mengambil uang di ATM hanya dengan memasukan nama sandi tertentu ketimbang mengetik angka PIN.

    Begitu pula ketika kita menelpon, dengan hanya menekan nama, atau menyebut nama pada ponsel dengan pengenal suara (voice recognition), sangat terasa jauh lebih gampang dan nyaman daripada melalui angka nomor posel tujuan. Bahkan PIN untuk menyalakan (turn-on) ponsel sekarang mestinya sudah selayaknya digantikan dengan sistem biometrik menggunakan sensor sidik-jari (finger-print).

    Mungkin kita tak habis berpikir, kenapa tempat parkir dan kendaraan penumpang umum, termasuk kereta-api dan trem-listrik, tak menggunakan kode warna saja disamping kode nomor, sehingga kita tak begitu pusing melihat angka-angka.

    ...
    Achmad Firwany
    Achmad Firwany
    Admin


    Male Total Pesan : 78
    Poin : 6477
    Reputasi : 0
    Sejak : 17.09.09
    Angkatan : 1976 - 1982
    Jurusan : FISIKA
    Spesialisasi : komputer, komunikasi, kontrol
    Profesi : konsultan sibernetika dan telematika | ahli geofisika dan seismologi migas | wirausaha
    Organisasi : HFI | HAGI | IEEE | NYAS
    Interes | Hobi : kosmos
    Moto | Slogan : tiap sesuatu adalah unik
    Komentar : Bravo Alumni FMIPA UI
    Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok

    LENSA: Nomor Anda Berapa? Empty Re: LENSA: Nomor Anda Berapa?

    Post by Achmad Firwany 15/10/2009, 07:44

    NOMOR ANDA BERAPA? [3]

    MENUJU AKHIR ERA DIGITAL YANG TAK MANUSIAWI

    (C) 2002—2009 — Achmad Firwany



    NAMA KOMPUTER

    Sementara orang makin banyak punya nomor, para ahli komputer dan teknologi informasi justeru menghindari penggunaan nomor ini untuk kemudahan para pegunanya. Dengan mesin kita memang harus berbicara menggunakan bahasa mesin alias angka-angka. Tapi antar manusia kita harus berbicara menggunakan bahasa manusia. Pakai nama! Bukan angka! Pakai nama itu etis dan modern. Pakai angka itu biadab dan primitiv. Bukankah bagi kuping dan mata kita lebih enak puluh, ratus, ribu, juta, milyar daripada 10, 100, 1.000, 1.000.000, 1.000.000.000 atau 1 exp 9?

    Sebagai contoh, pertama kali, dulu, untuk memprogram komputer, orang menggunakan sandi mesin (machine code) berupa angka-angka dalam satu tata bilangan tertentu, biasanya digunakan bilangan heksadesimal sebagai pengganti bilangan duaan (binary numbers). Karena bahasa mesin ini sangat primitiv, kemudian dibuatkan ekuivalensinya, bahasa rakitan (assembly language) dalam kata-kata bahasa Inggris yang mudah dimengerti oleh manusia. Di komputer, untuk menulis kata "KOMPAS" kita cukup mengetik "KOMPAS", bukan 836580777975, sandi ASCII (American Standard Code for Information Interchange) yang ditulis terbalik dari belakang.

    Contoh lain, nomor PC (Personal Computer) di rumah anda adalah 127.0.0.1, digantikan dengan nama "local host" alias "my computer". Nomor komputer pelayan jala (web server computer) anda barangkali 201.150.37.2, disubtitusi menjadi, misalnya: website.net.id. Begitu pula dengan alamat surat-elektronik (e-mail) anda, sedemikian sehingga anda cukup menuliskan alamat dalam bentuk nama, misalnya: email@website.net.id, bukan menekan nomor seperti yang kita lakukan ketika menelpon!

    Kenapa? Karena para ahli komputer, teknologi informasi dan komunikasi tahu bahwa orang lebih mudah mengingat nama daripada nomor. Nomor mudah diingat oleh mesin, tapi tidak oleh manusia. Jadi penggunaan nomor adalah tak manusiawi! Pemberian nomor untuk kita ingat, sama saja menganggap kita seperti mesin. Apakah kita manusia ini mau dianggap seperti mesin?

    Alamat fisik internet adalah alamat IP (Internet Protocol), yang dinyatakan dalam sederetan angka yang dipisahkan dalam 4 segmen oleh 3 titik, dengan format heksadesimal berikut: 00.00.00.00. Satu segment dibentuk oleh 1 byte atau 8–BIT, sehingga total 4 segmen dibentuk oleh 4 byte atau 32–BIT. Dengan demikian, tiap segmen bisa terdiri dari angka heksadesimal: 00 s/d FF atau desimal 0 s/d 255.

    Seperti contoh diatas, dalam keadaan tak tersambung ke internet, alamat IP untuk tiap komputer adalah tetap: 127.0.0.1. Alamat IP berubah secara dinamis ketika tiap komputer tersambung ke intranet atau ke internet, sedemikian sehingga alamat IP ini menjadi unik. Komputer yang secara terus–menerus tersambung ke internet selama 24–jam sehari dan 7–hari seminggu sepanjang bulan dan sepanjang tahun, memiliki alamat IP statik, tetap atau tak–berubah. Sedangkan komputer yang hanya kadang–kadang tersambung ke internet, memiliki alamat IP dinamik, dimana alamat IP komputer tersebut ketika tertaut ke internet pada suatu waktu, bisa berbeda dengan alamat IP komputer tersebut ketika tertaut ke internet pada lain waktu.

    Alamat fisik internet menggunakan nomor ini tak manusiawi, sehingga kemudian dibuatkanlah alamat logis internet menggunakan nama. Alamat logis internet adalah suatu nama pengganti alamat IP. Para ahli komputer pengelola internet menyadari bahwa alamat IP dalam bentuk nomor atau format angka tentu sangat mudah ditangani oleh komputer, tapi tidak mudah diingat oleh manusia. Karena itu kemudian, para pengelola internet sepakat membuat suatu sistem pengalamatan menggunakan huruf sebagai pengganti alamat IP yang menggunakan nomor, agar lebih mudah diingat orang, yang disebut sistem nama domain (domain name system, DNS), yang mulai diperkenalkan kepada umum pada 1984.


    KONSTANTA PI

    Anda pasti tahu bilangan konstanta Archimedes (+ 287-212 SM) dari Sisilia yang terkenal, yaitu bilangan Pi. Telah dihitung secara eksakt bahwa perimeter lingkaran adalah samadengan "tiga lebih sedikit" kali diameternya (p = pi.d), dimana p: perimeter, dan d: diameter. Archimedes menghitung bahwa nilai bilangan pi adalah terletak antara 22/7 dan 223/71, atau dengan kata lain, pi lebih kecil daripada 3 1/7 dan lebih besar daripada 3 10/71.

    Dengan menggunakan kalkulator 10 digit, diperoleh bahwa 3,140.845.070 < pi < 3,142.857.142, dimana lebih-kurang nilai pi = 3,141.592.654. Dengan komputer bisa diperoleh 25 digit bahkan lebih, pi = 3,141.592.653.589.793.238.462.643. ... ... ... dengan nilai pendekatan pi = 3,141.592.654 atau pi = 3,142.

    Bilangan pi ini sengaja dikemukakan disini sebagai contoh betapa tak enaknya melihat angka yang tersusun secara acak dan betapa sukar mengingatnya. Anda pasti agak pening melihat angka bilangan pi ini

    ...
    Achmad Firwany
    Achmad Firwany
    Admin


    Male Total Pesan : 78
    Poin : 6477
    Reputasi : 0
    Sejak : 17.09.09
    Angkatan : 1976 - 1982
    Jurusan : FISIKA
    Spesialisasi : komputer, komunikasi, kontrol
    Profesi : konsultan sibernetika dan telematika | ahli geofisika dan seismologi migas | wirausaha
    Organisasi : HFI | HAGI | IEEE | NYAS
    Interes | Hobi : kosmos
    Moto | Slogan : tiap sesuatu adalah unik
    Komentar : Bravo Alumni FMIPA UI
    Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok

    LENSA: Nomor Anda Berapa? Empty Re: LENSA: Nomor Anda Berapa?

    Post by Achmad Firwany 15/10/2009, 07:48

    NOMOR ANDA BERAPA? [4]

    MENUJU AKHIR ERA DIGITAL YANG TAK MANUSIAWI

    (C) 2002—2009 — Achmad Firwany



    ASOSIASI

    Dalam mengisi formulir aplikasi, kita kerap diminta untuk mengisi nomor KTP. Dapat kita buktikan bahwa 99 persen orang akan mengeluarkan KTPnya. Ada baiknya sekarang sebagian KTP sudah menggunakan tanggal-bulan-tahun kelahiran pemegangnya sebagai bagian nomor, seperti KTP DKI Jakarta yang saya miliki, sehingga saya tak perlu melihat KTP bila ditanya nomor KTP.

    Penelitian dan fakta menunjukkan bahwa rata-rata orang dalam satu waktu tertentu hanya mampu mengingat satu rangkaian acak dari 8 angka, dimana kebanyakan orang hanya mampu mengingat 4 s/d 6 angka acak, dan sedikit orang mampu mengingat 10 s/d 12 angka acak. Karena itu, untuk alasan kemudahan untuk dilihat dan diingat (readability and memorability), untuk nomor melebihi tiga angka, penulisannya disarankan untuk mengelompokkan angka tiga-tiga, tiga-empat, empat-tiga, atau empat-empat, dengan titik atau strip sebagai tanda pemisah. Misalnya 123-456, 123-4567 atau 1234-567, 1234-5678, seperti bisa kita temukan dalam buku daftar telepon.

    Beberapa orang bisa mengingat dengan cepat 8 atau lebih angka berbeda, dengan menerapkan teknik dan atau trik tertentu. Seperti, mengganti nilai angka dengan banyak huruf dalam satu kata sedemikian sehingga rangkaian angka menghasilkan satu kalimat berarti. Misalnya, untuk 14 angka nilai pi = 3,141.592.653.589.7, bisa digantikan dengan kalimat: "How I wish I could recollect of circle round the exact relation Archimide unwound". Untuk 15 angka nilai pi, bisa digantikan dengan kalimat: "How I like a drink, alcoholic of course, after all these chapters involving quantum mechanics".

    Jangankan mengingat deretan angka acak, mengingat deretan huruf acak saja kita punya kesulitan, bahkan yang agak teratur, bila susunan huruf tersebut bukan kata alias tak memiliki arti, tanpa mengasosiasikannya dengan sesuatu yang mudah dipahami atau diingat. Misalnya, bintang-bintang di langit dikasifikasikan menurut tahap evolusinya dengan sandi "OBAFGKMN". Para ahli kosmologi dan astronomi mengingatnya menggunakan kalimat: "Oh Be A Fine Girl Kiss Me Now".

    Beberapa orang lain menggunakan teknik yang digunakan komputer dalam mempercepat akses memori, yaitu: FILO (First In Last Out) atau LIFO (Last In First Out) untuk melakukan perekaman dan pengambilan angka ke dan dari memori otak. Misalnya angka 081.2991.3951 direkam sebagai 1593.1992.180. Disebut juga teknik pengambilan-langsung rekaman-terbalik (direct-retrieving reverse-recording), sedemikian sehingga angka yang dimasukkan terakhir akan dikeluarkan pertama. Untuk memiliki kemampuan ini kita harus berlatih mengingat angka dengan urutan terbalik dari belakang.

    Cara lain mengoptimasikan memori adalah dengan teknik asosiativ dan imaginativ, dimana tiap angka 0 sampai dengan 9 diasosiasikan dengan kata, dan rangkaian kata-kata kemudian diimajinasikan dengan suatu peristiwa. Bila diperlukan untuk kemudahan, angka belasan, puluhan, ratusan, ribuan, dan jutaan, bisa dibuatkan lagi asosiasi tersendiri. Cara ini mulai populer sejak diperkenalkan oleh Tony Bushan di Inggris. Metode pelatihannya diperkenalkan di Indonesia melalui lembaga MaxRecall.

    Peristiwa yang diasosiasikan dan imaginasikan, biasanya peristiwa unik, ganjil, aneh, lucu, bahkan sedikit jorok. Karena manusia lebih mudah terkesan dengan suatu kejadian yang luarbiasa (extraordinary) daripada yang biasa, umum, atau lumrah terjadi. Dapat dipastikan kebanyakan orang tak begitu peduli berapa banyak stasiun pompa bensin yang dilewatinya setiap hari dalam perjalan pulang-pergi dari dan ke rumah. Tapi jika ada satu saja diantara stasiun tersebut ada yang meledak dan terbakar, seketika kesan itu terekam dalam memori dalam rangkum waktu cukup lama.

    ...
    Achmad Firwany
    Achmad Firwany
    Admin


    Male Total Pesan : 78
    Poin : 6477
    Reputasi : 0
    Sejak : 17.09.09
    Angkatan : 1976 - 1982
    Jurusan : FISIKA
    Spesialisasi : komputer, komunikasi, kontrol
    Profesi : konsultan sibernetika dan telematika | ahli geofisika dan seismologi migas | wirausaha
    Organisasi : HFI | HAGI | IEEE | NYAS
    Interes | Hobi : kosmos
    Moto | Slogan : tiap sesuatu adalah unik
    Komentar : Bravo Alumni FMIPA UI
    Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok

    LENSA: Nomor Anda Berapa? Empty Re: LENSA: Nomor Anda Berapa?

    Post by Achmad Firwany 15/10/2009, 07:49

    NOMOR ANDA BERAPA? [5]

    MENUJU AKHIR ERA DIGITAL YANG TAK MANUSIAWI

    (C) 2002—2009 — Achmad Firwany



    KARTU-CERDAS

    Coba anda bayangkan seberapa tebal dompet kita kalau diisi dengan 1 KTP, 2 SIM, 3 kartu debit, 4 kartu kredit. Total 10 kartu, belum lagi yang lainnya. Jika ada tambahan 1 kartu pegawai, 1 kartu asuransi, 1 kartu parkir, 1 kartu anggota perkumpulan, 3 kartu anggota pusat perbelanjaan, dan 3 kartu lainnya, maka total 20 kartu. Boleh jadi kita perlu dua dompet di saku kiri dan kanan.

    Sebenarnya dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi kita bisa meminimasi penggunaan begitu banyak nomor atau bahkan menjadikannya hanya satu nomor tunggal identifikasi (single identification number). Kenapa nomor KTP, SIM, passport, dan lainnya tak dijadikan satu nomor saja?

    Sejak 1970an dunia sudah menemukan cara miniaturisasi komputer hingga ukuran sekecil mungkin, dalam bentuk serpih sirkuit elektronik terpadu yang disebut mikroprosesor. Komputer kerangka-utama (mainframe) yang dulu membutuhkan satu ruangan besar, bisa diperkecil jadi minikomputer, kemudian diperkecil lagi jadi mikrokomputer.

    Sejak 1980an, mikrokomputer makin lama makin kecil. Dari komputer lantai (floor-standing) berpindah ke komputer meja (desktop). Sejak 1990an merebak komputer pangku (laptop, notebook), kemudian komputer genggam (palmtop), lalu komputer saku (pocket), dan akhirnya komputer kartu yang sekarang dikenal sebagai kartu-cerdas (smart-card, smartcard).

    Salah satu jenis kartu-cerdas paling sederhana adalah tipe memori yang sekarang digunakan sebagai jantung telepon genggam (mobile phone, cellular phone). Sedangkan jenis paling canggih adalah tipe mikroprosesor nirkontak (contactless microprocessor smartcard), lengkap dengan memori dan disk elektronik. Bisa diramalkan bahwa satu hari kelak kartu cedas yang merupakan kartu serpih elektronik terpadu (integrated electronic chip card) ini menggeser kedudukan kartu strip magnetik yang sekarang masih mendominasi kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit di negara kita.


    SATU-KARTU MULTI-FUNGSI

    Sebuah kartu-cerdas mikroprosesor, sebagaimana halnya sebuah komputer, bisa menyimpan rekaman potret diri kita, tandatangan dan sidik-jari (finger-print), dan bisa diprogram untuk multi-aplikasi, sedemikian sehingga ia bisa berfungsi sebagai kartu identifikasi (ID card), sekaligus sebagai KTP, SIM, informasi passport, kartu pegawai, kartu keanggotaan, kartu akses kendali keamanan, kartu parkir, kartu jalan tol, kartu bis kota, kartu ATM, kartu debit, kartu kredit, kartu asuransi, kartu berobat dengan rekaman medis (medical record), kartu akses internet, dan lainnya.

    Dengan demikian kita bepergian cukup dengan satu kartu, atau paling banyak tiga kartu. Sehingga kita tak perlu pusing dengan banyak kartu dan banyak nomor. Untuk informasi, komunikasi, atau transaksi, kita cukup menyisipkan kartu serpih elektronik ini ke terminal pemproses seperti halnya terminal gesek kartu strip magnetik. Beberapa telepon genggam generasi ketiga keatas telah menyediakan fungsi terminal kartu-cerdik, sedemikian kita bisa melakukan transaksi keuangan orang per orang langsung antar telepon genggam.

    Dengan berbagai kartu yang kita gunakan sekarang, ada suatu waktu dimana kita direpotkan ketika masa berlaku kartu habis (expired). Umumnya KTP dan SIM berlaku dalam waktu bersamaan sampai dengan tanggal dan bulan yang sama dengan tanggal dan kelahiran kita. Masalahnya adalah ketika kita harus mengurus secara manual pada tempat berbeda dalam waktu bersamaan. Bayangankan kalau pada satu hari sama kita mengalami habis masa berlaku kartu untuk lebih tiga kartu berbeda. Pada prakteknya di lapangan, proses ini sulit bisa tuntas dalam satu hari, meski secara teoritis bisa dikatakan hanya perlu beberapa jam. Namun dalam kenyataannya sangat menyita waktu, terutama bagi orang yang sibuk. Sehingga cendrung menggunakan jasa pihak ketiga denga imbalan biaya pengurusan yang tidak kecil.

    Dengan sistem-kartu cedik multi-fungsi, hal semacam diatas ini tak perlu terjadi. Perpanjangan masa berlaku kartu bisa dilakukan langsung secara elektronik, dimana saja dan kapan saja, dalam hitungan menit bahkan detik. satu hal lagi yang perlu dicatat, kartu-cerdik tipe mikroprosesor memiliki tingkat keamanan (security) sangat jauh lebih tinggi daripada jenis kartu lainnya, dan tak bisa diduplikat dengan mudah, dan bisa diprogramkan menggunakan fungsi sensor biometrik, sandi-peguna dan kata-lewat (usercode and password), disamping PIN (personal identification number). sedemikian sehingga hanya bisa digunakan oleh pemilik sah. Jadi jika kartu ini tercecer atau hilang, ia tak dapat digunakan oleh orang lain.


    KENDALA APLIKASI

    Ada tiga kendala utama penerapan kartu serpih elektronik di Indonesia, disamping kendala lainnya. Tiga kendala ini justeru bukan kendala teknis atau masalah teknologi, melainkan kendala non-teknis, menyangkut aspek bisnis.

    Pertama, dari segi harga, kartu serpih-elektronik, terutama tipe mikroprosesor, relativ jauh lebih mahal daripada kartu strip-magnetik. Meski dapat dimaklumi, karena kemampuan dan kehandalannya.

    Kedua, Indonesia berorientasi pada sistem Amerika Serikat yang berbasis kartu strip magnetik pada-jalur (on-line magnetic-strip card), dimana biaya telekomunikasi di negeri kaya satelit ini murah, bukan pada Eropa yang berbasis kartu serpih elektronik lepas-jalur (off-line electronic-chip card), dimana biaya telekomunikasi mahal, atau pada sistem dimana dipakai kartu hibrida atau dwi-fungsi (dual-function), depan serpih-eletronik dan belakang strip-magnetik.

    Ketiga, infra-struktur transaksi finansial di Indonesia berbasis kartu strip-magnetik pada-jalur. Jika kartu-cerdik diterapkan, berarti dibutuhkan investasi baru untuk jutaan terminal kartu-cerdik atau terminal hibrida, dan semua terminal kartu strip-magnetik lambat laun akan tersingkir. Begitu juga jutaan kartu mag harus akan diganti dengan kartu hibrida. Ini butuh investasi dana sangat sangat sangat besar sekali, dan kesepakatan beberapa institusi finansial besar.

    Kendala lain, secara bisnis, perusahaan-perusahaan distributor terminal kartu strip-magnetik dan distributor kartunya, tentu berupaya mempertahankan bisnis mereka.

    ...
    Achmad Firwany
    Achmad Firwany
    Admin


    Male Total Pesan : 78
    Poin : 6477
    Reputasi : 0
    Sejak : 17.09.09
    Angkatan : 1976 - 1982
    Jurusan : FISIKA
    Spesialisasi : komputer, komunikasi, kontrol
    Profesi : konsultan sibernetika dan telematika | ahli geofisika dan seismologi migas | wirausaha
    Organisasi : HFI | HAGI | IEEE | NYAS
    Interes | Hobi : kosmos
    Moto | Slogan : tiap sesuatu adalah unik
    Komentar : Bravo Alumni FMIPA UI
    Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok

    LENSA: Nomor Anda Berapa? Empty Re: LENSA: Nomor Anda Berapa?

    Post by Achmad Firwany 15/10/2009, 07:51

    NOMOR ANDA BERAPA? [6]

    MENUJU AKHIR ERA DIGITAL YANG TAK MANUSIAWI

    (C) 2002—2009 — Achmad Firwany



    NOMOR ANGGOTA

    Nah, ... begitu anda menjadi anggota suatu organisiasi atau jadi karyawan suatu perusahaan atau jadi pegawai negeri, anda pun memperoleh nomor baru, NRA alias nomor registrasi anggota, atau NIK alias nomor induk karyawan, atau NIP alias nomor induk pegawai . . .

    Lantas anda pun wajib menempelkannya di kartu indentitas anda, dan bahkan anda mungkin akan menempelkannya pula di berbagai tempat, ... dan entah dimana lagi, pokoknya nomor, nomor, dan nomor .... he he he ...

    Ya, begitulah kenyataannya. Tanpa nomor, anda bukan anggota resmi, atau artinya anda belum sah diterima atau belum dilantik ... tik tik tik ... Jadi tanpa nomor anda tidak diakui ...

    Ya, begitulah kenyataannya. Tanpa STNK kendaraan anda, anda tak bisa mengendarai kendaraan anda dengan leluasa. Tanpa SIM, anda "not exist" di jalan raya. Tanpa KTP, anda bukan warganegara Indonesia ... ha ha ha ...

    Yang paling parah adalah ternyata tiap uang kertas asli yang kita gunakan untuk transaksi jula-beli ternyata punya nomor seri ... hi hi hi ... dimana tanpa nomor seri uang tersebut tak berguna sebagai tanda pertukaran yang sah ... Jadi ... tanpa nomor anda tak punya duit ... dan tanpa duit anda tak punya nomor ... ho ho ho ...

    So, ... without number, ... you are nothing, ... and you are not realy exist in this modern world .... because you are not digitaly exist ... ... ...

    ...
    Achmad Firwany
    Achmad Firwany
    Admin


    Male Total Pesan : 78
    Poin : 6477
    Reputasi : 0
    Sejak : 17.09.09
    Angkatan : 1976 - 1982
    Jurusan : FISIKA
    Spesialisasi : komputer, komunikasi, kontrol
    Profesi : konsultan sibernetika dan telematika | ahli geofisika dan seismologi migas | wirausaha
    Organisasi : HFI | HAGI | IEEE | NYAS
    Interes | Hobi : kosmos
    Moto | Slogan : tiap sesuatu adalah unik
    Komentar : Bravo Alumni FMIPA UI
    Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok

    LENSA: Nomor Anda Berapa? Empty Re: LENSA: Nomor Anda Berapa?

    Post by Achmad Firwany 15/10/2009, 07:55

    NOMOR ANDA BERAPA? [7]

    MENUJU AKHIR ERA DIGITAL YANG TAK MANUSIAWI

    (C) 2002—2009 — Achmad Firwany



    TUJUH

    Kita sudah sampai di bagian tujuh tulisan ini. Konon angka 7 itu berarti sudah banyak. Jadi cukup sampai disini saja.

    Selamat bernomor ria ... ha ha ha ... dan sampai jumpa jam 7 di hari ke7 bulan ke7 di langit ke7 ... [nomor ... nomor ... nomor lagi ...]

    ...

    ... ... ... whaaa ... kaaa ... ... khaaaaaaakkkkkkkkk ... ... ...LENSA: Nomor Anda Berapa? Laughing-mouse-mirror


    _________________________________________________

    (C) 2002–2009 — Achmad Firwany

    HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya tulis intelektual ini dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia.

    Tak sebagian pun dr tulisan, dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, digandakan dan atau diperbanyak: diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedlm bentuk bahasa apapun atau disimpan dlm satu sistem retrieval apapun; dlm bentuk apapun atau dlm cara apapun, mencakup tp tak terbatas pd cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; utk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dr pemilik hak atas karya intelektual ini.

    Untuk non-komersial, penggunaan sebagai rujukan atau referensi, secara keseluruhan atau sebagian, harap cantumkan sumber informasi ini sebagai acuan.

    Sponsored content


    LENSA: Nomor Anda Berapa? Empty Re: LENSA: Nomor Anda Berapa?

    Post by Sponsored content


      Waktu sekarang 27/4/2024, 18:26